Social Icons

Pages

Selasa, 26 Oktober 2010

Bagaimana Pendapat Anda? Silahkan!


Andai saja, anda menjadi pemimpin sebuah organisasi dan berhak untuk memutuskan sebuah kebijakan untuk kebaikan organisasi anda ke depannya. Suatu waktu, anda harus mengambil keputusan tentang masalah yang organisasi hadapi, tentunya anda bukanlah seorang pemimpin yang otoriter, tentunya anda meminta masukan dan pendapat dari anggota, semua masukan anda tampung untuk dimusyawarahkan oleh dewan syuro organisasi. Ada banyak pendapat dan pilihan dari anggota yang dimusyawarahkan oleh dewan syuro, akhirnya setelah menempuh jalan musyawarah ada hasilnya, sebuah kebijakan hasil syuro telah diputuskan.


Namun ternyata ada beberapa anggota organisasi anda yang tidak menerima hasil syuro tersebut, karena bukan pendapat mereka yang menjadi kebijakan organisasi yang diputuskan oleh dewan syuro, mereka berpikir bahwa pendapat merekalah yang lebih baik daripada hasil syuro. Bukan sekedar tidak menerima hasil syuro bahkan mereka mengomel disana-sini mengabarkan kepada khalayak bahwa kebijakan yang anda putuskan itu salah, sudah menolak banyak omong lagi.


Maka sebagai orang bijak anda tentunya menjelaskan kepada anggota beberapa alasan kenapa kebijakan itu dipilih, tentu tidak semua alasan harus disampaikan karena diantaranya ada alasan strategis dan untuk keamanan organisasi anda dari persaingan orang yang tidak senang dengan anda. Namun setelah dijelaskan alasannya. Mereka malah semakin menjadi-jadi, alasan yang anda berikan dibantah habis-habisan. Mereka lebih memilih pendapat pribadi daripada pendapat hasil syuro, padahal anggota syuro yang anda bentuk adalah para ahli, mereka faham agama, hadits, fiqhi, tafsir, hafidz dan ahli di berbagai bidang, organisasi, manajemen, politik, ekonomi, sosial budaya, de el el.

Apa yang kira-kira akan anda lakukan kepada mereka yang menentang pendapat syuro organisasi anda itu? Padahal mereka yang menolak itu orangnya juga paham agama, sholeh, boleh jadi hapal 30 juz, penampilanny islami, sering ceramah, menjadi referensi di masyarakat, disenangi masyarakat, de el el deh. Menurut anda bagaimana?

11 komentar:

annida mengatakan...

walaupun orangnya sholeh atau apa kek, kalau dia membangkang kepada keputusan syuro yah keluarkan saja dari organisasi. kesholehan bukan satu2nya modal, tapi bisa bekerja sama itu adalah modal utama juga.

Anonim mengatakan...

dalam berkelompok bukan hanya butuh kesholehan tapi juga butuh kekompakan.... itulah yang dicontohkan sahabat Rasulullah

kamila mengatakan...

ngapain pusing... langsung cut saja

Anonim mengatakan...

saya sih masih no comment, saya nda ada bakat pemimpin sih.. maaf yah

Ghina Shafirah mengatakan...

mmm...
seleksi alam...

Novita Anggraeni mengatakan...

hmmm, sy ingin membuat analogi terlebih dahulu

ada suatu sekolah yg dikatakan sgt favorit,suatu ktk ada seorag siswanya yg dikeluarkan dg alasan bhw si siswa adl ank yg nakal shg sering melanggar aturan. mana yg benar dan mana yg slah. org umum akan menganggap bhw apa yg dilakukan pihak sekolah sdh benar. tp sy berpendapat justru sekolah lah yg salah krn itu berarti bhw mrk tdk dpt merubah siswa yg nakal mjd siswa yg baik. bukankah tujuan orang tua siswa tsb menyekolahkan ankny adl agar si ank tumbuh mjd ank yg cerdas dlm berbagai sdut pandang??

sy analogikan, kasus tsb dg siswa dan seolah tadi.
bisa jadi jundi belum benar2 memahami posisinya sbg jundi dan pemahaman ttg qiyadah dan segala macam
justru yg perlu dikoreksi adl sistem kaderisasi dlm organisasi tsb. apkh sistem yg dibangun sdh matang shg jundi ny bisa benar2 paham urgensi hasil syuro'??
bisa jadi jundi justru tdk paham ttg kejamaahan, atw ttg pentingnya ketsiqahannya terhadap qiyadah
dan seorang pemimpan juga baiknya mendengarkan keluhan mereka. bisa jadi apa yg dikeluhkan memang luput dari pembahasan dewan syuro'

Anonim mengatakan...

Kedudukan syuro sangat penting karena peranannya yang sangat besar dalam mengambil suatu kebijakan. bahkan hukum syura adalah wajib atas para pemimpin sebelum mengambil keputusan. Firman Allah, "...Dan bermusyawarahlah dengan merek dalam urusan itu..."(Ali Imran:159)
syura dilakukan tidak oleh orang yang sembarangan. mereka tentu memiliki kafaah yang baik dalam agama dan wawasan, dan berada dalam kondisi ruhiyah yang baik pula. oleh karena itu, sebelum melaksanakan syura majelis syura haruslah qiyamulail, membaca al matsurat, dan tilawah, yang dilakukan dengan ikhlas. jadi, keputusan yang diambil oleh tim majelis syura tidak sembarangan dan bukan oleh orang yang sembarangan pula. syura ini pun dilakukan menuju penyelamatan pendapat dari kesalahan.
anggota yang belum dapat menerima, seharusnya menghormati keputusan mejelis syura. sebagai jundi haruslah ta'at pada pimpinannya serta menghormati dan menghargainya. jika tidak bisa menerima keputusan syuro, perlu dipertanyakan lagi kedudukannya sebagai anggota organisasi tersebut, apakah sudah memahami sistem dalam organisai atau belum. karena sebelum masuk organisasi hal pertama yang perlu ditanamkan adalah kefahaman.
Rasulullah pun sebelum melakukan perang, melakukan syuro terlebih dahulu dengan para sahabat.
dalam perang uhud, Rasulullah melaksanakan syuro dengan para sahabat sebelum berperang. Rasulullah memiliki pendapatnya sendiri, akan tetapi keputusan syuro berbeda dengan pendapat beliau. tapi beliau mengikuti keputusan syuro. begitu pentingnya keputusan dalam majelis syuro.
Walau sekalipun pendapat anggota yang paling benar.
Jika seseorang merasa pendapatnya paling benar, dan dia belum memiliki ilmu tentang hal tersebut. namun ketika dia telah memiliki ilmu tentang hal tersebut, pendapatnya tadi bisa menjadi salah.

Salman mengatakan...

Asslm. Ikut sharing Ya...

Dewan syuro adlah kumpulan manusia bukan malaikat,tapi dewan syuro diisi oleh para asatidz yang pakar di bidang fiqh/syari'at dan organisasi itu adalah kumpulan orang2 yg mPunyai tujuan yg sama utk kebaikan ummat.
Jadi apabila ada keputusan syuro,mau tidak mau,suka tidak suka,anggota organisasi tsb haruslah bisa menerimanya dan sama2 mJalankan hasil syuro tsb.

Hidayat mengatakan...

saya kira kita semua sepakat, bahwa keputusan syuro sudah selayaknya untuk dita'ati. ketika kita tidak sepaham/tidak setuju dengan keputusan tersebut, maka mintalah penjelasan. saat sudah dijelaskan tidak mau mengerti,malah menjadi-jadi. berarti ada yang salah dalam diri kader tersebut, dan tugas qiyadah dan jama'ah secara keseluruhan untuk memahkan para jundi tentang amal jama'i, konsep qiyadah wal jundiyah, dan ukhuwah islamiyah.
saat kita tidak sepakat dengan sesuatu hal, maka berikan masukan sebanyak-banaknya kepada ahlul syuro, sehingga bisa mempertimbangkan pendapat kita, tapi jika sudah ditetapkan pada sebuha syuro, maka laksanakan walau berat.

Anonim mengatakan...

perlu kembali dipahamkan, tapi kalau nda mau terima yah babat saja lah..... memangnya berorganisasi cuman butuh keshalehan saja, sholeh itu nda cukup, tapi harus jg beramal jama'i

Anonim mengatakan...

syuro harus dihargai sbg proses pengambilan keputusan yang diridhai ALLAH. karena itu hasilnya selama tidak bertentangan dengan Quran dan Sunnah ya harus dilaksanakan. kalo tidak ngapain syuro ???tapi saya menganjurkan kita semua untuk membaca tulisan Ust Anis Matta ttg Mengelola ketidaksetujuan thdp hasil syuro :http://arsitek-peradaban.cybermq.com/post/detail/8816/mengelola-ketidaksetujuan-terhadap-hasil-syuro

 
Blogger Templates