Ya, Bulgaria juga tercatat sebagai negara dengan jumlah pelajar muslim terbesar di Eropa. Lebih dari tiga ribu siswa menempuh pendidikan di sekolah Islam setiap tahunnya. Hebatnya, di sekolah umum juga diberikan kurikulum Islam.
Dari data statistik Mufti Bulgaria menyebutkan sebanyak 3.372 siswa mengikuti kelas agama Islam pada 2011. Jumlah itu meningkat enam kali lipat ketimbang tahun lalu.
Kepala Departemen Agama Bulgaria, Emil Velinov mengatakan meski antusiasme keluarga muslim menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Islam sangat tinggi, tapi hal itu tidak dibarengi dengan kualitas lembaga pendidikan itu sendiri.
"Itu terasa ketika mereka memilih menjadi imam. Akreditasi mereka dipertanyakan," ujarnya menerangkan seperti dikutip balkaninsight.com, Jumat (28/9).
Dewan Tertinggi Institut Agama Islam mengungkap masih banyak lembaga pendidikan tinggi Islam belum memenuhi kriteria akreditasi. Pada 2005 silam, anggota parlemen dari komite Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan lembaga pendidikan Islam terutama yang berada di desa-desa tidak terdaftar secara resmi meski berada dalam kordinasi kepala mufti.
Semasa era komunis, Muslim Bulgaria kesulitan mendapatkan akses pendidikan. Mereka tidak memiliki hak berbicara di publik, pelarangan memakai jilbab dan sunat bagi laki-laki.
Berbagai tekanan tersebut mendekati masa kejatuhan pada 1985 ketika 310 ribu etnis Turki dipaksa mengganti nama muslim mereka. Protes muncul dimana-mana. Pada Agustus 1989, saat komunisme mulai pecah di timur Eropa, Bulgaria memaksa 360 ribu etnis Turki menyeberang ke tanah leluhurnya.
Setelah komunis runtuh, umat Islam kembali bangkit. Hal itu ditandai dengan difungsikannya Masjid Banya Bashi sebagai tempat beribadah umat Islam yang bermukim di Kota Sofia, sampai hari ini. Kini, ada sekitar satu juta umat Muslim yang tinggal di negara yang pernah menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah selama lima abad itu.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar