dakwatuna.com - Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Teknologi Sohibul Iman menilai bahwa rencana pemerintah menaikan harga BBM awal tahun 2013 masih belum tepat. Menurutnya, saat ini beban subsidi energi memang semakin besar, namun jalan pintas seperti itu tidak menyelesaikan akar masalah sesungguhnya.
“Bahkan cara seperti itu dapat memicu inflasi, menekan daya beli masyarakat dan merusak prospek ekonomi nasional. Padahal kita sedang berusaha menjaga pertumbuhan dengan mengandalkan kekuatan domestik di tengah lesunya ekonomi dunia,” katanya, Selasa 11 Desember 2012.
Kalaupun pemerintah tetap terpaksa menaikkan, Sohibul merekomendasikan kebijakan “pemilahan” sekaligus “pemihakan” (discriminative and affirmative policy). Yaitu, melalui skema BBM Bersubsidi dua harga (dual price), Rp6.500/liter untuk mobil pribadi, sementara kendaraan umum, angkutan pedesaan, kendaraan barang atau usaha kecil menengah, dan motor tetap seharga Rp4.500/liter.
“Bahkan cara seperti itu dapat memicu inflasi, menekan daya beli masyarakat dan merusak prospek ekonomi nasional. Padahal kita sedang berusaha menjaga pertumbuhan dengan mengandalkan kekuatan domestik di tengah lesunya ekonomi dunia,” katanya, Selasa 11 Desember 2012.
Kalaupun pemerintah tetap terpaksa menaikkan, Sohibul merekomendasikan kebijakan “pemilahan” sekaligus “pemihakan” (discriminative and affirmative policy). Yaitu, melalui skema BBM Bersubsidi dua harga (dual price), Rp6.500/liter untuk mobil pribadi, sementara kendaraan umum, angkutan pedesaan, kendaraan barang atau usaha kecil menengah, dan motor tetap seharga Rp4.500/liter.
sumber: dakwatuna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar