Dengan langkah gontai
aku menaiki tangga rumah kost ku, berat mataku serasa merayuku ke pembaringan.
Memang malam ini aku belum tidur walau untuk sedetik, sidang paripurna BBM
terlalu menyita perhatianku. Dan memang bukan Cuma aku tapi jutaan warga
Indonesia pun terpusat perhatiannya pada paripurna BBM yang disiarkan secara
live itu. Selain sidang paripurna itu, aku juga mengapdate info demo yang masih
berlangsung di Makassar saat itu.
Di depan rumah kost ku
pun masih ramai, memang tempat itu selalu ramai oleh anak muda, tepat di depan
rumah kost ku ada tempat game online yang buka 24 jam maka itulah yang
membuatnya ramai. Sesaat aku mendengar cuap-cuap mereka, dari yang kudengar, mereka
juga ikut dalam aksi demo anarkis di berbagai titik di Makassar. Aku menghela
nafas karena mendengar mereka berbicara dengan begitu bangga. Namun tidak
berlangsung lama pembicaraan tentang demo anarkis itu, sayup-sayup kudengar
pembicaraan mereka. Bukan maksud menguping, hanya saja suara mereka terlalu
keras untuk suasana dini hari begini.
“Kurang ajar sekali
anggota DPR itu yang mendukung kenaikan BBM.” Celutuk seseorang dengan logat
Makassar.
“Iya, kurang ajar mentong. Beberapa partaiji tidak mendukung, itupun ada yang walk out.” Timpal yang
lain.
“Partai walk out itu
benc**g, appaji... keras suaranya
menolak baru walk out.” Gerutu yang lain.
“Partai apaji yang menolak, dua partaiji yang
tegas, PKS sama gerindra.” Entah siapa lagi yang nyeletuk, yang jelasnya
mendengar kata itu aku sempat tersenyum kecil sebelum tertidur sejenak hingga
azan subuh menggema.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar