Social Icons

Pages

Jumat, 01 Mei 2009

Murabbiku

( Munawir Syam )

Fabiayyi aalaai Rabbikumaa tukazzibaan?
Semoga Allah menjadikanku orang yang selalu bersyukur akan nikmatNya, termasuk telah mempertemukanku dengan beberapa sosok pejuang yang tangguh. Untukmu! Para Murabbiku, kutorehkan pena dan kubingkai kata untuk selalu mengenang kebaikan dirimu.

Masih teringat tiga tahun yang lalu, saat aku dan teman-teman mulai diperkenalkan dengan dunia tarbiyah. Sangat bersyukur rasanya dipertemukan dengan seorang murabbi yang kehebatannya luar biasa. Kafa’ah syariahnya mantap, lulusan Sudan. Saat itu pula decak kagum mulai kudengunkan. Ada saja yang menakjubkan dari dirinya.

Ketika dia mulai menuntun kami untuk memahami agama ini secara syaamil, tak pernah ada kata mengeluh yang keluar dari mulutnya. Dan seguncing senyum itu yang selalu terukir, ah…senyum ustad yang tak bisa kulupakan, senyum yang membuat hati ini merasa tenang bahkan senyum itu kadang membuat hati ini terenyuh. Senyum apakah itu ustad? Itukah senyum keikhlasan? Duhai..Rabb, betapa diriku mengingingkan senyum serupa terukir dibibirku. Senyum itu terukir ketika mutarabbinya mengadukan keluh kesah kepadanya. Seolah senyum itu sudah menjadi solusi yang bermakna “ Jangan menyerah nak, perjuangan memang butuh pengorbanan. Laa tahzan innallah ma’anaa.”

Selama berhalaqah dengannya kami tidak pernah mendengar kata amarah yang dilontarkan, hanya kata hikmah yang selalu mengalun indah membuai telinga para mad’unya. Kata yang begitu lembut dan bermakna cukup dalam, kata yang membuat jiwa kami bergetar, bersemangat dan kadang sesunggukan. Sosok yang kukenal sangat sederhana ini telah menanamkan jiwa persaudaraan dalam hati kami. Menumbuhkan rasa percaya diri untuk terus berbuat yang terbaik. Dan juga sebagai motivator agar kami menjadi muslim yang luar biasa. Sungguh bertemu dengannya adalah nikmat yang tak ternilai harganya.

Namun sebelum melewati gerbang tahun pertama terjadi perombakan halaqah. Maka kami terpisah dari murabbi yang sangat dikagumi, murabbi yang sangat bijaksana. Namun kenangan tentang dirinya tak akan pudar tertelan masa, kenangan yang akan dijadikan pelajaran akan selalu tertanam kuat di sanubari. Saat-saat kebersamaan yang begitu indah. Buat murabbiku semoga Allah selalu menjagamu. Semoga!


Tidak ada komentar:

 
Blogger Templates